Dalam rangka mengingatkan saudara, kawan kerabat, maka tak salah jika hal ini kami sampaikan dengan maksud agar tidak terjadi prasangka dan kesalahan dalam memahami.
ARTI WASILAH SECARA BAHASA
Wasilah secara bahasa memiliki beberapa arti, yaitu:
- Qurbah (perbuatan untuk mendekatkan diri);
- Perantara;
- Apa yang dapat menghantarkan dan mendekatkan kepada sesuatu;
- Berharap; permintaan;
- Kedudukan dekat raja;
- dan Derajat.
Lihat makna-makna ini di dalam kamus-kamus bahasa Arab, seperti: An-Nihayah, Al-Qamus, Mu’jamul Maqayis, dan lainnya.
ARTI WASILAH DI DALAM AL-QUR’AN
Perkataan wasilah disebutkan dua kali di dalam Al-Qur’an.
Pertama: di dalam firman Allah:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ
الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah dan
carilah (wasilah) jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”.[Al Maaidah 5:35]
Imamnya para mufassirin, Al-Hafizh Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata tentang makna
“dan carilah (wasilah) jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya”:
Dan carilah qurbah (apa yang mendekatkan diri) kepadaNya dengan mengamalkan apa yang menjadikanNya ridha”.
Ar-Raghib Al-Ash-fahani berkata di dalam Mufradatnya tentang makna firman Allah “dan carilah (wasilah) jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya”:
Dan hakekat wasilah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah: menjaga jalanNya dengan beramal dan beribadah”.
Imam Ibnu Katsir menukilkan dari Ibnu Abbas tentang makna wasilah
pada ayat itu adalah:
qurbah (apa yang mendekatkan diri kepada Allah).
Demikian juga Ibnu
Katsir menukilkan pendapat Mujahid, Abu Wail, Al-Hasan, Abdullah bin
Katsir, As-Suddi, Ibnu Zaid, dan lainnya. Ibnu Katsir juga menukilkan
perkataan Qatadah tentang ayat tersebut, yaitu:
“Hendaklah kamu
mendekatkan diri kepada Allah dengan metaatiNya dan beramal dengan
apa-apa yang menjadi keridhaanNya.”
Kemudian Ibnu Katsir berkata:
“Dan yang dikatakan
oleh para imam ini tidak ada perselisihan padanya di antara
mufassirin…wasilah adalah sesuatu yang digunakan untuk menghantarkan
mencapai tujuan”
Ayat kedua pada firman Allah.
Ayat kedua pada firman Allah.
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ
الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ
عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari wasilah
(jalan) kepada Rabb mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;
sesungguhnya azab Rabbmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti” [Al Israa' 17:57]
Seorang sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ud, telah menyatakan
sebab turunnya ayat ini yang menjelaskan maknanya, dia berkata:
“Ayat
ini turun mengenai sekelompok orang Arab yang beribadah/menyembah
sekelompok jin, kemudian jin-jin itu masuk Islam, sedangkan manusia yang
menyembah mereka tidak mengetahui”. [HSR. Muslim, Syarh Muslim 8/245; Bukhari semacamnya, Fathul Bari 8/320-321]
Ibnu Hajar berkata:
“Yakni manusia yang
menyembah jin terus menyembah jin, sedangkan jin tidak meridhainya,
bahkan mereka masuk Islam. Jin itulah yang mencari wasilah
(sarana/jalan) kepada Rabb mereka. Inilah yang dipegangi dalam
penafsiran ayat ini.” [Fathul Bari 10/12-13]
Syeikh Al-Albani berkata:
“Inilah jelas, bahwa
yang dimaksudkan wasilah adalah apa yang dapat medekatkan diri kepada
Allah, oleh karena itulah Allah berfirman: “mereka mencari”, yaitu
mereka mencari apa yang dapat medekatkan diri kepada Allah Ta’ala, yaitu
amalan-amalan yang shalih.”
Dan amalan itu menjadi shalih dan diterima di sisi Allah, jika memenuhi
dua syarat –sebagaimana telah maklum-, yaitu: pelakunya meniatkan untuk
mencari wajah Allah semata, dan kedua: sesuai dengan apa yang Allah
syari’atkan di dalam kitabNya atau dijelaskan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam Sunnahnya. Jika kehilangan salah
satu dari keduanya, maka amalan itu tidak menjadi amalan shalih dan
diterima oleh Allah.
Demikian yang kemudian menjadi landasan bagi kami untuk berbagi mengenai cara-cara yang benar dan halal untuk menentukan wasilah (sarana) yang tepat dan haq demi mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala guna mendapati Ridhonya disetiap hajat dan cita-cita dunia wal akhirot, insya Allah.